SIARAN PERS BERSAMA; Buka Pelatihan Bagi Negara-negara Afrika, Wamendag Roro: Kolaborasi Kuat Akan Promosikan Kemakmuran Berkelanjutan

Jakarta, 8 Juli 2025 – Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri menyoroti pentingnya meningkatkan kerja sama antarnegara berkembang melalui dialog inklusif, pertukaran 

pengetahuan, dan kolaborasi praktis, khususnya dalam perdagangan dan investasi. Kolaborasi yang kuat antara Pemerintah Indonesia, Japan International Cooperation Agency (JICA), dan negara-

negara Afrika diwujudkan dalam Pelatihan South-South and Triangular Cooperation (SSTC) on Trade and Investment Promotion for African Countries.


"Kami percaya bahwa Kerja Sama Selatan-Selatan dan Segitiga (SSTC) lebih dari sekadar keterlibatan teknis. Ini merupakan upaya berprinsip yang dibangun atas rasa saling menghormati, 

kepemilikan bersama, serta visi untuk mengurangi ketidaksetaraan dan promosi kemakmuran berkelanjutan," jelas Wamendag Roro dalam pembukaan pelatihan pada hari ini, Selasa (8/7), di 

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP), Jakarta.


Wamendag Roro berharap, pelatihan ini tidak hanya berfungsi sebagai platform untuk berbagi pengetahuan dan pembangunan kapasitas, tetapi juga berkontribusi secara signifikan terhadap 

upaya bersama untuk pertumbuhan inklusif, kemitraan perdagangan, dan investasi yang tangguh. 


Selain itu, pelatihan ini bertujuan untuk membangun kerja sama jangka panjang atas dasar saling menghormati, solidaritas, dan kemakmuran bersama.

Menurut Wamendag Roro, negara-negara Selatan Global terus menunjukkan ketahanan dan dinamisme yang luar biasa. Perdagangan dan investasi antarnegara berkembang tumbuh stabil serta mencerminkan integrasi ekonomi yang lebih dalam dan kerja sama regional yang diperkuat. 


Secara khusus, Asia dan kawasan ASEAN tetap menjadi mesin investasi dan perdagangan yang dinamis, serta menawarkan peluang yang menjanjikan meskipun terjadi penurunan yang lebih luas.


Pada 2024, perdagangan Indonesia dan Afrika mengalami momentum positif, mencatat pertumbuhan 7,4 persen dibanding tahun sebelumnya dan mencapai nilai total USD 2,4 miliar. 


Ekspor utama Indonesia ke pasar Afrika meliputi minyak kelapa sawit, mesin, kendaraan, produk karet, dan kertas. Sementara itu, impor utama dari Afrika terdiri atas ferro-alloy, bijih kromium dan 

mangan, aluminium, gula, dan bijih besi.

Selanjutnya, Wamendag Roro menyoroti Indonesia-Mozambique Preferential Trade Agreement (PTA) yang berlaku sejak 2022. Indonesia-Mozambique PTA merupakan langkah besar untuk memperdalam hubungan ekonomi antara Indonesia dan Afrika. Sebagai perjanjian perdagangan 

perdana Indonesia dengan negara Afrika, Indonesia-Mozambique PTA menawarkan pengurangan tarif untuk ekspor utama, seperti minyak kelapa sawit, farmasi, kertas, dan suku cadang otomotif, 

serta produk Mozambik seperti kacang-kacangan, tembakau, dan kapas. Akses preferensial ini memperlancar perdagangan, menurunkan biaya, dan membuka jalan bagi integrasi pasar yang lebih besar di seluruh benua.


Di sisi lain, Indonesia-Tunisia PTA yang akan ditandatangani akhir tahun ini akan makin memperkuat upaya ini. Dengan memperluas konsesi tarif serupa untuk barang-barang Tunisia dan memperkuat 

kerja sama regulasi, perjanjian ini diharapkan dapat membuka peluang baru di sektor-sektor seperti tekstil, produk pertanian, dan permesinan. Perjanjian ini tidak hanya memperkuat jalur 

perdagangan bilateral, tetapi juga strategi Indonesia yang lebih luas untuk memperluas jejak ekonominya di Afrika, serta mendorong pertumbuhan berkelanjutan, konektivitas regional, dan 

kemakmuran bersama.Pada kesempatan tersebut, Wamendag Roro juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Sekretariat Negara atas inisiatif mewujudkan pelatihan tersebut; serta Kementerian Luar Negeri, Kementerian Investasi dan Hilirisasi Industri, dan Japan International Cooperation Agency (JICA) atas komitmen terhadap penyelenggaraan kegiatan ini. Kementerian Sekretariat Negara bersama dengan Kementerian Luar Negeri sebagai anggota utama Tim Koordinasi Nasional SSTC memainkan peran koordinasi yang krusial dalam memastikan upaya KSST Indonesia bersifat inklusif, selaras dengan prioritas nasional, dan dilaksanakan secara efektif melalui kemitraan dengan mitra pembangunan seperti JICA.


Turut hadir Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama, Kepala Perwakilan JICA Takeda Sachiko, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perdagangan Kementerian 

Perdagangan Mardyana Listyowati, dan Direktur Kerja Sama Pembangunan Internasional Kementerian Luar Negeri Rina Setyawati.Setya Utama menyampaikan, sebagai pelopor ASEAN dan pelaksana ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang telah terimplementasi selama bertahun-tahun, Indonesia memiliki pengalaman strategis dalam mendorong perdagangan dan investasi, yang dapat menjadi pembelajaran berharga bagi 

mitra-mitra Afrika. "Pelatihan ini bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi tentang membangun kemitraan yang berkelanjutan. Hal ini juga sesuai dengan semangat Konferensi Asia 

Afrika yang dipelopori Indonesia pada 1955," lanjut Setya.


“Tahun 2025 tidak hanya menandai kolaborasi pertama antara JICA dan Pemerintah Indonesiauntuk negara-negara Afrika melalui memorandum kerja sama yang ditandatangani JICA dan

Kementerian Luar Negeri saat Indonesia-Africa Forum (IAF) September 2024, tetapi juga menandai peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika yang lebih dikenal dengan Konferensi Bandung.


Semangat Konferensi Bandung memainkan peran penting dalam memperkuat solidaritas dan kerja

sama yang saling menguntungkan bagi negara-negara Selatan hingga saat ini,” kata Takeda Sachiko.


Pelatihan ini merupakan pelatihan pertama hasil kolaborasi antara Indonesia dan Jepang dalam kerangka “Capacity Development in the African Region through Japan and Indonesia Partnership". Pelatihan ini diluncurkan sebagai kolaborasi pertama JICA dan Pemerintah Indonesia di bawah Memorandum Kerja Sama (Memorandum of Cooperation/MoC) yang ditandatangani JICA dan 

Kementerian Luar Negeri.


Kemitraan ini bertujuan untuk mempromosikan kerja sama segitiga dengan meningkatkan kapasitas 

negara-negara Afrika di empat bidang target, yaitu kesehatan, energi, perdagangan, dan keamanan 

pangan. Selain itu, kemitraan ini ditujukan untuk mempersempit kesenjangan pembangunan antara negara-negara Afrika. Secara khusus, kemitraan ini bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan kapasitas pejabat dan lembaga pemerintah serta memperkuat dampak kemitraan yang sudah 

berlangsung di negara-negara sasaran Afrika.


Pelatihan ini memberikan wawasan komprehensif tentang masalah, tantangan, peluang, dan praktik 

terbaik bagi peserta dalam promosi perdagangan dan investasi, khususnya berdasarkan pengalaman Indonesia dan Jepang. Selain itu, pelatihan ini menjadi platform untuk berbagi pengetahuan, pertukaran pengalaman, dan jaringan kerja sama.


Peserta juga mendapatkan pengetahuan langsung tentang strategi promosi perdagangan dan layanan fasilitasi investasi melalui kunjungan lokasi ke ruang displai permanen di Kementerian 

Perdagangan, institusi teknis perdagangan, dan pusat layanan investasi terpadu. 


Hal ini akan memberikan contoh praktis untuk diimplementasikan di negara asal mereka.Pelatihan ini dirancang secara komprehensif dengan memasukkan kuliah teoritis dan praktik lapangan. Para peserta juga diharuskan untuk mempresentasikan rencana aksi setelah menyelesaikan pelatihan dan diharapkan dapat menerapkan praktik terbaik yang dipelajari selama pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka memimpin sektor promosi perdagangan dan investasi di negara mereka. Pada hari terakhir, peserta akan dijadwalkan untuk mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) untuk dapat menikmati berbagai budaya Indonesia di satu tempat serta 

memperdalam pemahaman budaya dan pertukaran di antara para peserta.


Hasil dari pelatihan ini akan dipresentasikan saat Tokyo International Conference on African Development (TICAD-9) yang dilaksanakan pada 20--22 Agustus 2025 bersamaan JICA dan 

Pemerintah Indonesia juga akan mengeksplorasi kerja sama lebih lanjut untuk Afrika.


Sumber; 

kemendag.go.id

Posting Komentar

0 Komentar